Saturday, December 17, 2011

Izinkan Rembulan Berbicara


Kalau rembulan mampu berbicara, pasti pungguk tidak bersendirian. Menatap bulan dengan lagu-lagu sepi. Bagi pungguk rindunya hanya pada bulan. Menatap sinar yang mengisi kegelapan malam. Rindunya tetap tidak terubat. Kerana rembulan membisu. Tanpa sepatah bicara.
Bagi punggguk biarlah dia derita. Kesetiaanya tetap takan berubah. Kerana itu rela dia bersengkang mata. Pungguk tetap menjadi perindu~

Untuk terus merinduimu, aku perhambakan diri ini selama-lamaya.
Dengan cinta yang seadanya ini aku tetap tidak akan menyerah.
Rinduku hanya padamu.

Oh Tuhan, pintaku hanya satu, inginku lafaz rinduku...

Mustahil bulan bisa membalasnya. Batas jarak yang memisahkan. Jasadmu pungguk tetap di bumi. Sedang rembulan yang menyinar, letaknya nun di angkasa. Sinarnya tetap gemerlapan, bintang yang memagarnya, menghidupkan pesona malam.Dari kelam yang mengerikan pada untaian cahaya yang mengasyikkan.

Sekiranya aku bisa bersamamu, pastiku balas akan salam rindumu, akan kusapa bait-bait cinta yang menggoda, dan aku murnikan cinta itu agar jiwa tidak terseksa.
Untuk selamanya.

Dalam lamunan, pungguk tersedar.

Apa benar rembulan berbicara atau?

Sungguh igauan punggunk hanya mimpi. Mimpi yang mustahil.

Biarkan aku merindu, rindu pada rembulan, rindu kepada Tuhan.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...